Sejarah Filsafat Bahasa

1. Zaman Yunani

Pada masa Pra Sokrates, Bangsa yunani sudah dikenal sejak lama sebagai bangsa yang gemar akan olah pikirnya. Kemudian terjadi refleksi intlektual pada awal filsafat yunani, terutama Heraklietosyang oleh Aristoteles dalam metafiskanya di sebut ‘pra fisiologis kuno’ (hoi arkhaioi fiologoi). Seluruh minat herakleitos terpusat pada dunia fenomenal. Ia tidak setuju bahwa di atas dunia terdapat ada yang murni sebagai dunia yang ideal. Dengan demikian, pemikiran filsafar Yunani awal bergeser dari filsafat alam kepada filsafat bahasa (Cassirer, dalam Kaelan, 2002: 27). Bahkan masa herakleitos ini di sebut sebagai asal mula filsafat bahasa. (Borgmann, dalan Kaelan.2002:27).Perkembangan filsafat dalam masa pra Sokrates juga terjadi pertentangan antara ‘Fisei’ dan ‘Nomos’. Yaitu pendapat yang menyatakan bahwa bahasa adalah besifat alamiah (fisei). Kemudian mucunllah kaum naturalis dengan tokoh-tokoh seperti Cratilus dalam dialog plato mengatakan semua kata pada umumnya mendekati benda yang iya tunjuk. Setelah itu kaum Sofis muncul pada abad 5 S.M. Athena menjadi pusat baru seluruh kebudayaan Yunani. Golongan ini bernama Sofistik, namun penganut-penganutnya di namakan kaum sofis. Kaum ini membedakan tipe-tipe kalimat atas 7 tipe yaitu : narasi, pertanyaan, jawaban, perintah, laporan, do’a, dan undangan (Kaelan 2002:29).
Pada zaman yunani tersebetub banyak tokoh yang muncul sesuai perkembangan filsafat seperti sokates, Plato, Aristoteles. Itulah tokoh filosof yang sangat berpengarug dalam perkembangan filsafat. Selain itu ada juga yang di kenal dengan mazhab Stoa. Nama setoa menunjukkan tempat belajar atau tempat menuntut ilmu. Kelombok ini dikenal dengan filusuf yang ahli logika. Dan cukup berperan dalam perkembangan filsafat, contohnya saja kaum stoa telah membedakan antara studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara gramatiks.



2. Zaman Romawi
Pemikiran- pemikiran dalam bidang filsafat bahasa telah mulai mengarah pada dasar-dasar linguistic. Walaupun masih meneruskan pemikiran-pemikiran para filusuf yunani. Karya besar filusuf Romawi tentang filsafat bahasa adalah Varro yang menjadi pusat perhatian banyak kalangan ahli bahasa. Varro memiliki karya terbesar adalah ‘De Lingua Latina’ terdiri atas 25 jilid. Dalam karyanya menjelaskan tentang Etimologi, pengertian kata, konsep morfologi,  kasus dan deklinasi. Perkembangan pemikiran tentang hakikat bahasa lama kelamaan menjadi semakin sempurna dan berkembang kea rah studi ketatabahasaan. Hal itu dapat dilihat dari konsep-konsep Priscia, seperti Fonologi dan Morfologi Priscia.

3. Zaman Abad Pertengan
Ciri yang utama pada Zaman abad pertengahan adalah masa keemasanya filsuf Kristiani terutama kaum Patristik dan sekolastik sehingga wacana filosofis juga sangat akrab dengan teologi. Pada zaman ini perkembangan filsafat bahasa menuju pada dua arah yaitu pertama dengan ditentukannya gramatika sebagai pilar pendidikan latin serta bahasa latin sebagai titik sentral dalam khasanah pendidikan maka pemikiran spekulatif filosofis memberikan dasar yang kokoh bagi ilmu bahasa. Yang ke dua, analisis filosofis diungkapkan melalui analisis bahasa. Sebagaimana di lakikan oleh Tomas Aquinas. Seperti analisis bahasa, Analogi dan Metafor. Kemudian dasar-dasar yang mendukung berkembangnya ilmu bahasa antara lain konsep pemikiran kaum Modisatae dan konsep bahasa Spekulativa.

4. Zaman abad Moderen
Setelag berlalunya zaman abad pertengahan, maka muncullah masa abad modern yang di awali dengan ‘Renaissance’. Secara harfiah kata ‘Renaissance’berarti ‘kelahiran kembali’. Yaitu kelahiran kembali kepada sumber yang murni bagi pengetahuan dan keindahan (Hadiwijono, dalam Kaelan,2002:54).
Filusuf yang membuka cakrawala abad modern adalah Rene Descartes sehingga ia layak mendapatkan gelar ‘bapak filsafat modern’. Filsafat ini di lahirkan di perancis, dan Descartes menyusun satu buku tentang metode yang berjudul ‘Discours de la Methode’ (1639) yang artinya yaitu uraian tentang metode. Den metode ini di kembangkan dan dikenal dengan metode analitis.
Setelah masa bapak filsafat modern, muncul filusuf inggris Thomas Hobbes yang pertamakali mengembangkan aliran empirisme. Wlaupun Francis bacon telah menerapkan prinsip-prinsip empiris. Namun Bacon tidak mengembangkan suatu ajaran yang lengkap melainkan dalam bentuk pengembangan pada aplikasi di bidang ilmu pengetahuan empiris. Kemudian muncul John Locke yang merupakan sintesa rasionalis rene Descartes dengan empirisme Thomas hobbes. Walaupun Locke menggabungkan beberapa pemikiran Deskartes, namun ia menentang ajaran-ajaran pokok deskartes. Ia menentang teori rasionalisme tentang ide-ide dan asas-asas pertama yang di pandang sebagai bawaan manusia. Menurut Locke segala pengetahuan datang dari pengalaman dan tidak lebih dari itu. Akal dan rasio  bersifat pasif pada waktu pengetahuan di dapatkan.  Akal tidak melahirkan pengetahuan dari dirinya sendiri namun diprolehnya dari luar akal melaui indrawi (Hadi wijono, dalam Kaelan, 2002:61). Kemudian pemikiran  locke di lanjutkan oleh filusuf kelahiran Irlandia yaitu George Berkeley. Namun perbedaannya terdapat pada kesimpulan dan dasar-dasar metafisika. Perkembangan filsafat bahasa masa modern ini sangat berpengaruh dari dua tokoh yaitu David Hume yang memiliki pemikiran empiris yang paling konsekuen dan radikal. Serta kemunculan pemikiran filsuf jerman Immanuel Kant menandai suatu era baru dalam bidang perkembangan filsafat. Kant berusaha untuk melakukan suatu sintesa baru terhadap suatu pemikiran filsafat yang pada saat itu berkembang yaitu paham Rasionalisme dan empirisme (hadiwijono dalam Kaelan, 2002;69)
 
LihatTutupKomentar